Rabu, 04 Juli 2018

RENCANA BAIK DAN IDEALISME


Banyak diantara kita yang mangkrak dalam melakukan kebaikan. Rencana demi rencana telah digulirkan. Namun, semua masih dalam angan-angan yang tidak tahu kapan akan menjadi nyata. Sebabnya apa? Salah satunya adalah kita terlalu memaksakan diri untuk menjadi seorang yang idealis.

Menginginkan segala sesuatunya baik dan sempurna adalah hal yang boleh-boleh saja dan bahkan dianjurkan. Akan tetapi, tentu hal itu harus dibarengi dengan kemampuan yang ada. Mulai melakukan kebaikan meski pun kecil, jauh lebih utama daripada rencana besar namun tak kunjung menjadi nyata.

Karenanya, syari'at kita menganjurkan untuk memilih pekerjaan yang kita mampu, kemudian memulai untuk merealisasikannya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ! خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ

“Wahai sekalian manusia, ambillah pekerjaan sesuai dengan kemampuan kalian.” (HR. Bukhari: 5861, Muslim: 782)

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang continue dan konsisten, meski hanya sedikit dan kecil. Buat apa besar tapi hanya satu kali, atau bahkan malah masih baru rencana saja semenjak sekian lama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” (HR. Bukhari: 6464, Muslim: 783)

Kita bukan menafikan idealisme, hanya bagaimana kita dapat memulai langkah pertama dalam kebaikan yang telah kita niatkan, baru kemudian setelah itu melakukan perbaikan dan penyempurnaan hingga tercapai kesempurnaan. Karena dalam agama kita pun, disyariatkan apabila kita beramal harus ditekuni, diperbagusi, sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ

“Sesungguhnya Allah cinta jika salah seorang diantaramu melakukan suatu amalan, ia benar-benar menekuninya.” (HR. Thabarani dalam al-Ausath: 891, ash-Shahihah: 1113)

Oleh sebab itu, cintailah kebaikan dan jadilah kunci pembukanya dimana pun kita berada. Segera aplikasikan niatan baik kita meski harus dengan hal kecil tanpa menunggu semua lengkap tersedia. Jangan sampai idealisme justru menghambat rencana baik kita hingga akhirnya ia pun terkikis oleh perjalanan masa dan terkubur untuk selama-lamanya.

2 komentar:

  1. Bismillah...
    Assalamualaikum.....
    Be rgandengan tangan untuk kebaikan...

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ahlan bapak Hasbi, barakallahu fiik

    BalasHapus