Indonesia negeri yang penuh dengan warna warni, termasuk dalam masalah "ngalap berkah." Di negeri ini, ada saja ceritanya, yang ngalap berkah dengan pohon atau batu keramat?! Banyak. Air celupan batu Ponari (Ponari Sweat), dulu sempat mengalahkan pamor Pocari Sweat.
Ada juga yang ngalap berkah dengan tanah kuburan pak kiyainya. Sehingga kuburannya harus ditambahkan tanah terus karena habis diangkut peziarah. Bahkan, yang lebih dahsyat "Ngalap berkah dari tai' nya kiay Slamet, ngalap berkah dengan tai kebo." Karena, kiyai Slamet bukan orang, tapi kebo. Ngalap berkah yang seperti itu haram. Allah berfirman:
{أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ (20) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنثَىٰ (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ (22) إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَاؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ الْهُدَىٰ (23)} [النجم : 19-23]
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (QS. An-Najm: 19-23)
Al Lata ada dua bacaan; Al Lata yaitu batu putih yang dahulu dikeramatkan. Al Latta yaitu nama orang shalih, ketika ia meninggal dunia kuburannya dikeramatkan. Al Uzza adalah nama pohon yang dikeramatkan. Sedangkan Manah adalah nama berhala. (Lihat al Mulakhkhas fi Kitabit Tauhid: 88-89)
Dari Abu Waqid al Laitsi radhiyallahu anhu, ia pernah menuturkan: “Suatu saat kami keluar bersama Rasulullah menuju Hunain, sedangkan kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk Islam), disaat itu orang-orang musyrik memiliki sebatang pohon bidara yang dikenal dengan Dzatu Anwath, mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut.
Di saat kami sedang melewati pohon bidara tersebut, kami berkata: “Ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu anwath sebagaimana mereka memilikinya”. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab:
(( اللهُ أَكْبَرُ إِنَّهَا السُّنَنُ، قُلْتُمْ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيْلَ لِمُوْسَى {اجْعَلْ لَنَا إِلَهاً كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ} لَتَرْكَبُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ))
“Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kalian) demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa: “Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan, Musa menjawab: sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti (faham)” kalian pasti akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian.”(HR. Tirmidzi: 2181)
Sebenarnya, ngalap berkah itu boleh. Tapi, pada hal-hal yang memang ada dalil yang membolehkan. Kalau tidak ada ya tidak boleh, termasuk kesyirikan. Mana ada dalil baik al-qur'an atau pun hadits yang membolehkan ngalap berkah dengan tai kebo?!
Silahkan Anda ngalap berkah tapi dengan sesuatu yang ada dalilnya. Seperti ngalap berkah dengan berpagi-pagi mencari rezeki karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, At Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Atau ngalap berkah dengan air zamzam, silahkan. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ
“Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan.” (HR. Muslim no. 4520)
Dan yang lainnya, sesuatu yang ada dalilnya. Bukan ngalap berkah dengan pohon beringin, batu besar keramat, keris sakti mandraguna, tanah kuburan, apalagi tai kebo?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar