Tidak ada kata pensiun dalam beribadah. Selama hayat dikandung badan selama itu pula kewajiban menyembah Allah ada di pundak kita. Ibadah tidak terhenti dengan berakhirnya Ramadhan, karena Allah berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِين
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan tentang hakikat sebuah ibadah yang sesungguhnya, yaitu terus menerus tanpa henti meski hanya sedikit. Beliau bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَال إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
Perlu diketahui bahwa seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah pada bulan Ramadhan.
قِيْلَ لِبِشْرٍ الحَافِيِّ: أَنَّ قَوْمًا يَتَعَبَّدُوْنَ فِي رَمَضَان وَيَجْتَهِدُوْنَ فِي الأَعْمَالِ، فَإِذَا انْسَلَخَ تَرَكُوْا! قَالَ: بِئْسَ القَوْم قَوْمٌ لَا يَعْرِفُوْنَ اللَّهَ إِلَّا فِي رَمَضَانَ
Maka karenanya, jangan sampai ketika bulan Ramadhan yang lalu kita rajin shalat berjama'ah ke masjid namun ketika ia berlalu kita malah rajin shalat di rumah. Jangan sampai al-qur'an yang sering kita baca di bulan Ramadhan yang lalu sekarang malah kita letakkan di lemari, disusun rapi kemudian kita katakan: "Sampai jumpa di Ramadhan berikutnya."
Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan juga Allah yang kita sembah di luar bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, jangan sampai meninggalkan ibadah yang telah kita latih di bulan Ramadhan agar kita tidak menjadi manusia terburuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar