Katanya, penyelasan itu selalu datang belakangan. Mengingat apa yang telah terjadi dan kesempatan yang terbuang percuma hingga akhirnya mendatangkan kesedihan yang mendalam.
Karenanya, salah satu nikmat bagi wali-wali Allah yaitu mereka yang beriman dan bertakwa kepada-Nya adalah mereka diselamatkan dari kesedihan hati terhadap apa yang telah berlalu dan diselamatkan dari rasa khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Allah berfirman:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. Yunus: 62)
Mereka yang akan selamat dari sedihnya penyelasan adalah mereka yang mampu mengetahui hakikat dua kehidupan; kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Kemudian ia mampu menempatkan dirinya pada masing-masing kehidupan tersebut.
Inilah Imam Ahmad rahimahullah, yang telah memberikan nasehat berharga dan petuah emas untuk kita di hari ini. Beliau pernah mengatakan:
الدُنْيَا دَارُ عَمَلٍ، وَالآخِرَةُ دَارُ جَزَاءٍ، فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ هُنَا؛ نَدِمَ هُنَاكَ
"Dunia ini adalah negeri untuk beramal, sedangkan akhirat adalah negeri balasan, maka siapa yang tidak beramal di sini, dia pasti akan menyesal di sana." (Az-Zuhd, al-Baihaqi, no. 730)
Oleh sebab itu, pahamilah hakikat dua kehidupan itu, tempatkan diri kita pada tempatnya. Jika kita masih menghirup udara dunia, maka ingatlah bahwa dunia adalah negeri untuk beramal, menyiapkan bekal menuju negeri berikutnya. Jangan sampai kita lupa karena hiruk pikuknya dunia, akhirnya kita menyesal untuk selamanya.
masya allah
BalasHapus