🍂Namanya Maimun bin Qais, ia dijuluki Al-A’sya (si rabun senja) karena matanya yang rabun. Dia adalah salah satu penyair Jahiliyah papan atas, salah satu Ashhabul Mu’allaqat. (Lihat Tarajim Syu’ara Al-mausu’ah Asy-Syariah)
Imam Qurthubi menyebutkan kisahnya ketika menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 219:
“Ketika A’sya menuju Madinah untuk masuk Islam, beberapa temannya (kaum musyrik) mencegatnya di jalan seraya bertanya kepadanya;
“Hendak kemana engkau?”
A’sya memberitahu bahwa ia hendak mendatangi Muhammad.
Mereka berkata: ”Jangan, sesungguhnya dia akan menyuruhmu shalat.”
A’sya menjawab: “Mengabdi kepada Rabb adalah suatu kewajiban.”
Mereka berkata: “Dia akan menyuruhmu untuk memberikan harta kepada orang-orang miskin”
A’sya menjawab: “Berbuat kebajikan adalah kewajiban”
Seorang dari mereka berkata: “Dia akan melarangmu berzina.”
A’sya menjawab: “Zina adalah perbuatan keji dan buruk menurut akal. Lagi pula aku sudah tua, tidak membutuhkan hal-hal semacam itu”
Kemudian ada yang berkata: “Dia akan melarangmu minum khamr”
A’sya menjawab: “Kalau yang ini, aku tidak bisa berhenti”
Ia pun kembali seraya mengatakan:
“Aku akan memuaskan diri dulu minum khamr selama setahun, kemudian baru aku mendatanginya.”
🏡Namun ia tak pernah sampai ke rumahnya, dia jatuh dari untanya hingga lehernya patah dan kemudian mati.
(Disadur dari Akibat Salah Pergaulan hal: 47-48)
🍃Inilah salah satu dari korban manusia beracun; teman buruk, membuat celaka. Maka hati-hatilah dalam memilih teman.
💐Hidup kita di dunia ini hanya sekali. Maka jangan sampai kita celaka karena salah memilih teman dekat. Iya kita mengatakan kuat untuk tidak terpengaruh dan terbujuk pada kali pertama kedua, ketiga. Tapi bagaimana untuk kali yang seterusnya. Hati ini lemah sedangkan syubhat itu kencang.
🌴Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar