Kita semua memaklumi bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian. Allah telah menakdirkan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Bahkan, syariat Islam melarang umatnya untuk hidup menyendiri.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ath-Thabrani dan yang lainnya, dari Abu Umamah ia mengisahkan:
“Suatu hari kami menyertai Rasulullah dalam salah satu perperangannya. Di tengah perjalanan, ada seorang sahabat yang melintasi sebuah gua yang memiliki mata air. Terbetik dalam hatinya sebuah rencana untuk menetap di gua itu, mencukupkan diri dengan minum dari mata air dan makan dari sayur-mayur yang tumbuh di sekitar gua tersebut, sehingga ia dapat menjauhi hingar-bingarnya kehidupan dunia. Selanjutnya sahabat itu berpikiran, alangkah baiknya bila aku terlebih dahulu menemui Nabi guna menyampaikan maksudku ini. Bila beliau mengizinkan maka aku akan melanjutkan rencanaku ini dan bila tidak maka aku pun akan mengurungkannya. Ia pun segera menemui Rasulullah dan bertanya:
يَا نَبِيَّ اللهِ، إِنِّي مَرَرْتُ بِغَارٍ فِيهِ مَا يَقُوتُنِي مِنَ الْمَاءِ وَالْبَقْلِ، فَحَدَّثَتْنِي نَفْسِي بِأَنْ أُقِيمَ فِيهِ وَأَتَخَلَّى مِنَ الدُّنْيَا
‘Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku baru saja melintasi sebuah gua yang memiliki mata air dan sayur-mayur. Terbetik di benakku untuk tinggal di sana sehingga dengan demikian aku dapat meninggalkan urusan dunia.’ Lantas Rasulullah bersabda:
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ بِالْيَهُودِيَّةِ وَلَا بِالنَّصْرَانِيَّةِ، وَلَكِنِّي بُعِثْتُ بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ
‘Sesungguhnya aku tidak diutus dengan agama Yahudi atau Nasrani. Akan tetapi, aku diutus dengan membawa agama yang lurus dan lapang.’” (HR. Ahmad: 5/266, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir: 7/243 dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 6/423)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah menjelaskan sebab mengapa beliau tidak mengizinkan umatnya hidup seorang diri jauh dari saudara-saudaranya:
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ
“Sesungguhnya setan itu bersama orang yang meyendiri, dan ia lebih jauh dari dua orang.” (HR. Tirmidzi: 2165, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah 1/717)
Oleh sebab itu, mari kita hidup bermasyarakat. Jangan menyendiri karena hati kita ini lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar