Mu’adz bin Jabal pernah bertanya kepada Rasulullah tentang amalan-amalan yang dapat memasukkan seseorang ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka. Lalu Rasulullah memberitahu beberapa amalan. Kemudian beliau n bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ قُلْتُ : بَلَى يَا نَبِيَّ اللهِ ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ، فَقُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
“Maukah engkau aku kabarkan mengenai kunci dari semua itu (amalan yang memasukkan ke surga)?” Aku (Mu’adz) menjawab: “Tentu wahai Nabi Allah.” Rasulullah mengambil lidahnya kemudian bersabda: “Jagalah olehmu ini!” Aku (Mu’adz) bertanya lagi: “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan diadzab oleh sebab apa yang kita ucapkan?” Rasulullah menjawab: “Kasihan ibumu wahai Mu’adz, tidaklah manusia itu ditelungkupkan di atas wajah atau hidung mereka di dalam neraka melainkan karena sebab buah ucapan mereka.” (HR. Tirmidzi: 2616, dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil no. 413)
Seorang yang banyak bicara akan semakin rentan jatuh dalam kesalahan. Oleh sebab itu, menjaga lisan agar tidak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat terlebih yang haram adalah kewajiban setiap muslim.
Al-Imam Salamah bin Dinar (Wafat 140H) pernah mengatakan:
يَنْبَغِي لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَكُوْنَ أَشَدَّ حِفْظًا لِلِسَانِهِ مِنْهُ لِمَوْضِعِ قَدَمَيْهِ
“Sudah sepatutnya seorang mukmin berusaha keras menjaga lisannya melebihi usahanya menjaga tempatnya berpijak.” (Mawa’izh al-Imam Salamah bin Dinar hlm: 19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar