Rabu, 02 Agustus 2017

LISAN, BINATANG BUAS DAN PENJARA (Art.Salayok29)

Lisan itu berbahaya apabila tidak dijaga. Oleh sebab itu, dahulu ada ulama salaf yang mengumpamakan lisannya ibarat binatang buas.

Thawus bin Kaisan (seorang tabi’in) pernah mengatakan:

لِسَانِي سَبُعٌ إِنْ أَرْسَلْتُهُ أَكَلَنِي

“Lisanku adalah binatang buas. Jika aku lepaskan maka ia akan memangsaku.” (Nadhratu an-Na’im 7/2642)

Karena besarnya bahaya dan kerugian yang ditimbulkan oleh lisan Abdullah bin Mas’ud mengatakan:

وَاللِه الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ مَا شَيْءَ أَحْوَجُ إِلَى طُوْلِ سِجْنٍ مِنْ اللِّسَانِ

“Demi Allah, Dzat yang tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Dia. Tidak ada satu pun yang lebih butuh untuk dipenjarakan dalam waktu yang panjang selain lisan.” (Nadhratu an-Na’im 7/2641)

Kalau berjalan pelihara kaki agar tidak tersandung, kalau bicara peliharah lisan agar nanti tidak menyesal di kemudian hari.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar