Abdullah bin Utsman itulah nama beliau. Namun kita lebih mengenalnya dengan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu. Khalifah pertama dan sahabat yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dari Zaid bin Aslam, ia menceritakan bahwa ayahnya pernah mengatakan:
رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ الصَّدِيْقِ رَحِمَهُ اللّٰهُ آخَذَ بِطَرْفٍ لِسَانَهُ،
فَقَالَ : هَذَا أَوْرَدَنِيْ المَوَارِدَ.
"Aku melihat Abu Bakar As-Shiddiq rahimahullah memegang ujung lisannya, kemudian mengatakan: 'Inilah yang mengantarkanku pada kebinasaan.'" (Kitabuz Zuhd Abu Dawud as-Sijistani: 55) alih bahasa atsar: Retno Palupi, Bekasi
____________________
Lisan, sebuah nikmat yang besar. Ia ibarat pisau bermata dua. Dapat memberikan manfaat dan juga sebaliknya dapat menjadi sebab kecelakaan dan penyesalan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Oleh sebab itu, kunyah lebih dahulu sebelum ditelan. Pikirkan dengan matang apa yang akan kita ucapkan, karena ingat, bahwa lisan ini yang akan mendatangkan kebinasaan jika ia dibiarkan begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar