Minggu, 06 Mei 2018

RAMADHAN DAN SI "ANAK KECIL” (RMD Art.005)


“Jiwa manusia tak ubahnya seperti anak kecil.” Itulah yang sering kita dengar dari penjelasan para ulama. Dan itu benar.

Jiwa itu butuh diarahkan, diajarkan sesuatu yang baik, dan dibiasakan untuk melakukan ketaatan, persis seperti anak kecil. Hal itu menjadi lebih penting lagi karena watak dasar jiwa itu condong kepada kejelekan, sebagaimana yang kabarkan oleh Allah:

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ

“Sesungguhnya jiwa (nafsu) itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS.Yusuf: 53)

Jika tidak diarahkan, dilatih, dan “dipaksa” melakukan kebaikan, maka ia akan berlumur dengan keburukan atau paling tidak merasa “malas” untuk melakukan kebaikan.

Seorang muslim harus melatih dan membiasakan jiwanya untuk mengerjakan ketaatan. Salah satu bentuk pelatihannya adalah dengan berpuasa. Kenapa? Karena dalam puasa seseorang akan meninggalkan sebagian kenikmatan yang asalnya halal demi mencari ridha Allah.

Sudah barang tentu itulah pelatihan yang nyata. Tidak ada yang sanggup mengerjakannya kecuali orang-orang yang beriman, suci jiwanya dan tulus cintanya kepada Allah. Barangkali inilah yang diisyaratkan dalam sebuah hadits:

 لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ 

“Sungguh bau mulutnya orang yang puasa lebih harum di sisi Allah daripada minyak kasturi. Dia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari: 1894)

Oleh sebab itu, Ramadhan yang akan datang jangan dibiarkan lewat begitu saja. Harus dimaksimalkan untuk melatih si “anak kecil” melakukan ketaatan. Allahumma ballighna Ramadhan. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar