Rabu, 09 Mei 2018

YAZID BIN HARUN (KabaUrangDulu015)


Ahmad bin Sinan menuturkan tentang seorang sosok yang mulia. Teladan yang sangat layak bagi kita yang hidup di hari ini. Beliau mengatakan:

مَارَأَيْتُ عَالِماً قَطُّ أَحْسَنَ صَلَاةً مِنْ يَزِيْدَ بْنِ  هَارُوْن، يَقُوْمُ كَأَنَّهُ أُسْطُوَانَةٌ

"Aku belum pernah melihat alim seorang pun yang lebih baik shalatnya daripada Yazid bin Harun. Ia berdiri dalam shalatnya seperti tiang." (Munajjid Al-Khatib : 2/203) Alih bahasa: Rahmat, Padang

____________________

Kekhusyukan adalah ruh dari shalat. Makanya Allah mengandengkan antara perintah shalat dan perintah agar khusyu dalam mengerjakannya. Allah berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Peliharalah semua shalatmu, dan peliharalah shalat wustha (Ashar). Berdirilah untuk Allah dengan khusyu'. (QS. Al-Baqarah: 238)

Gerakan yang khusyu hanya akan timbul dari hati yang khusyu. Itulah yang terlihat dari potret salafus shalih, hati mereka benar-benar merasakan ruh dari shalat sehingga terbias dari gerakannya.

Bandingkan dengan kita, pernahkah kita shalat berdiri bagaikan tiang?! Yang ada malah seringnya kita bagaikan cacing yang terpanggang, terlebih jika imam membaca surat yang agak panjang. Kenapa?!  Tidak lain karena kita belum mampu menghadirkan hati dalam shalat kita sehari-hari. Semoga bermanfaat. Zahir al-Minangkabawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar